Selasa, 18 Juni 2013

STRESS



Stres
            J.P Chaplin dalam Kamus Lengkap Psikologi mendefinisikan stress sebagai satu keadaan tertekan, baik secara fisik maupun psikologis. Hal senada diungkapkan dalam Atkinson (1983), stress terjadi ketika orang dihadapkan dengan peristiwa yang mereka rasakan sebagai mengancam kesehatan fisik maupun psikologisnya. Keadaan sosial, lingkungan dan fisikal yang menyebabkan stress dinamakan stresor. Sementara reaksi orang terhadap peristiwa tersebut dinamakan respon stres, atau secara singkat disebut stress.
            Definisi tentang stres yang sangat beragam menunjukan bahwa stres bukanlah suatu hal yang sederhana. Salah satu definisinya adalah stres adalah gangguan pada tubuh dan pikiran yang disebabkan oleh perubahan dan tuntutan kehidupan ( Vincent Cornelli, dalam Mustamir Pedak, 2007 ). Kesimpulan dari para ahli tentang stres yaitu stres bisa terjadi karena manusia begitu kuat dalam mengejar keinginannya serta kebutuhannya dengan mengandalkan segala kemampuannya dan potensinya. Grant Brecht memandang stres dapat timbul oleh banyak hal misalnya berbagai persoalan hidup yang dihadapi oleh individu dalam kehidupannya pribadi. Konsep modern stres menganggap manusia yang hidup di dunia ini memiliki banyak masalah atau ancaman dan tantangan dan bahwa kebutuhan hidup selalu berubah-ubah memerlukan penyesuaian psikologis, prilaku, dan fisiologis dan konstan.
Menurut Woolfolk dan Richardson (1979) menyatakan bahwa adanya system kognitif, apresiasi stress menyebabkan segala peristiwa yang terjadi disekitar kita akan dihayati sebagai suatu stress berdasarkan arti atau interprestasi yang kita berikan terhadap peristiwa tersebut, dan bukan karena peristiwa itu sendiri.Karenanya dikatakan bahwa stress adalah suatu persepsi dari ancaman atau dari suatu bayangan akan adanya ketidaksenangan yang menggerakkan, menyiagakan atau mambuat aktif organisme.
Sedangkan menurut Handoko (1997), stress adalah suatu kondisi ketegangan yang mempengaruhi emosi, proses berpikir dan kondisi seseorang. Stress yang terlalu besar dapat mengancam kemampuan seseorang untuk menghadapi lingkungannya.
Sedangkan berdasarkan definisi kerja stress, stress dapat diartikan sebagai:
  • Suatu tanggapan adaptif, ditengahi oleh perbedaan individual dan atau proses psikologis, yaitu suatu konsekuensi dari setiap kegiatan (lingkungan), situasi atau kejadian eksternal yang membebani tuntunan psikologis atau fisik yang berlebihan terhadap seseorang. 
  • Sebagai suatu tanggapan penyesuaian, dipengaruhi oleh perbedaan individu dan atau proses psikologis yang merupakan suatu konsekuensi dari setiap tindakan dari luar ( lingkungan ) situasi atau peristiwa yang menetapkan permintaan psikologis dan atau fisik berlebihan pada seseorang.
Menurut Mason (1971 ) membantah konsep yang mengatakan bahwa stress hanyalah merupakan badaniah saja. Ditunjukkkannya bahwa daya adaptasi seseoarang itu tergantung pada faktor-faktor kejiwaan atau psikologiknya yang menyertai stresor. Stres bukanlah konsep faal saja, lebih banyak dilihat sebagai konsep perilaku, setiap reaksi organisme terhadap stresor memungkinkan sekali terlebih dahulu dimulai oleh kelainan perilaku dan kemudian mungkin baru terjadi akibat faal, kemudian Mason (1976 ) menunjukkan bahwa terdapat pola hormonal yang berbeda terhadap stresor fisik yang berbeda.
Pada penelitain Wolf dan Goodel ( 1968 ) bahwa individu-individu yang mengalami kesukaran dengan suatu sistem organ, cenderung akan bereaksi etrhadap stresor dengan gejala dan keluhan dalam sistem organ yang sama.Kondisi sosial, perasaan dan kemampuan untuk menanggulangi masalah, ternyata mempengaruhi juga aspek yang berbeda-beda dari reaksi terhadap stres

Tipe-tipe Stres Psikologis  
Menurut Maramis (1990) ada empat tipe stress psikologis, yaitu:
Frustasi
Konflik
Tekanan
Kecemasan

a. Kepribadian :
Introvert  x Ekstrovert
            Jung mengatakan (dalam Hall dan Lindzey, 1978 : 125) bahwa ekstrovert adalah kepribadian yang lebih dipengaruhi oleh dunia objektif, orientasinya terutama tertuju ke luar. Pikiran, perasaan, serta tindakannya lebih banyak ditentukan oleh lingkungan. Sedangkan introvert adalah kepribadina yang lebih dipengaruhi oleh dunia subjektif, orientasinya tertuju ke dalam.
            Menurut Eysenck, introvert adalah satu ujung dari dimensi kepribadian introversi – ekstroversi dengan karakteristik watak yang tenang, pendiam, suka menyendiri, suka termenung, dan menghindari resiko (Pervin, 1993 : 302).
            Eysenck juga mengatakan dalam teorinya, bahwa ekstrovert adalah satu ujung dari dimensi kepribadian introversi – ekstroversi dengan karakteristik watak peramah, suka bergaul, ramah, suka menurutkan kata hati, dan suka mengambil resiko (Pervin, 1993 : 302)
Peneliti menyimpulkan bahwa ekstrovert adalah suatu tipe kepribadian berdasar skap jiwa terhadap dunianya, yang merupakan satu ujung dari dimensi kepribadian introversi – ekstroversi, yang dipengaruhi oleh dunia objektif, orientasinya terutama tertuju ke luar. Pikiran, perasaan, dan tindaknnya ebih banyak ditentukan oleh lingkungan.
            Sedangkan introvert adalah suatu tipe kepribadian berdasar sikap jiwa terhadap dunianya, yang merupakan satu ujung dari dimensi kepribadian introversi – ekstroversi, yang dipengaruhi oleh dunia subjektif, orientasinya terutama tertuju ke dalam. 
            Ciri-ciri kepribadia ekstrovert dan introvert digambarkan oleh Eysenck dan Eysenck (1975, dalam Aiken, 1993 : 86) adalah sebagai berikut : yang khas dari ekstrovert adalah mudah bergaul, suka pesta, mempunyai banyak teman, membutuhkan teman untuk bicara, dan tidak suka membaca atau belajar sendirian, sangat membutuhkan kegembiraan, mengambil tantangan, sering menentang bahaya, berperilaku tanpa berpikir terlebih dahulu, dan biasanya suka menurutkan kata hatinya, gemar akan gurau-gurauan, selalu siap menjawab, dan biasanya suka akan perubahan, riang, tidak banyak pertimbangan (easy going), optimis, serta suka tertawa dan gembira, lebih suka untuk tetap bergerak dalam melakukan aktivitas, cenderung menjadi agresif dan cepat hilang kemarahannya, semua perasaannya tidak disimpan dibawah kontrol, dan tidak selalu dapat dipercaya (Aiken, 1993 : 86 – 87).
            Sedangkan yang khas dari introvert adalah pendiam, pemalu, mawas diri, gemar membaca, suka menyendiri dan menjaga jarak kecuali dengan teman yang sudah akrab, cenderung merencanakan lebih dahulu – melihat dahulu – sebelum melangkah, dan curiga, tidak suka kegembiraan, menjalani kehidupan sehari-hari dengan keseriusan, dan menyukai gaya hidup yang teratur dengan baik, menjaga perasaannya secara tertutup, jarang berperilaku agresif, tidak menghilangkan kemarahannya, dapat dipercaya, dalam beberapa hal pesimis, dan mempunyai nilai standar etika yang tinggi (Aiken, 1993 : 87).
Flexibel    x Rigid (kaku)
            Kepribadian flexibel adalah kepribadian yang bisa menyesuaikan diberbagai tempat flexibel tidak kaku dengan suatu situasi. Sedangkan rigid (kaku) adalah kepribadian yang kaku susah yang tidak mudah beradaptasi dengan berbagai situasi yang ada. Tipe orang yang feksibel adalah mereka yang selalu tepat mengkondisikan diri, dimana mereka ada, mudah menyesuaikan diri, luwes, dan tidak kaku. Mudah bergaul dengan lingkungan tetapi tetap memiliki idealism sedangkan rigid tipe kepribadiannya kaku dan terlalu berpegang idealisemenya terlalu kuat.

over activity/agresif
            Adalah pribadi yang over activity adalah mereka yang terlalu agresif dalam menuangkan segala suasana hati, bahkan sampai berlebihan dalam menghadapi kondisi lingkup sosial.
     Nilai dan Kebutuhan
Sosialisasi
Pengertian sosialisasi secara umum dapat diartikan sebagai proses belajar individu untuk mengenal dan menghayati norma-norma serta nilai-nilai sosial sehingga terjadi pembentukan sikap untuk berperilaku sesuai dengan tuntutan atau perilaku masyarakatnya.
Proses pembelajaran berlangsung secara bertahap, perlahan tapi pasti dan berkesinambungan. Pada awalnya, proses itu berlangsung dalam lingkungan keluarga, kemudian berlanjut pada lingkungan sekitarnya, yaitu lingkungan tetangga, kampung, kota, hingga lingkungan negara dan dunia. Di samping itu, individu mengalami proses enkulturasi (pembudayaan), yaitu individu mempelajari dan menyesuaikan alam pikiran dan sikapnya dengan adat istiadat, sistem norma, dan peraturan yang berlaku dalam kebudayaan masyarakatnya.
             Adaptasi
Adaptasi adalah proses dimana dimensi fisiologis dan psikososial berubah dalam berespon terhadap stress. Karena banyak stressor tidak dapat dihindari, promosi kesehatan sering difokuskan pada adaptasi individu, keluarga / komunitas terhadap stress.
Internalisasi
Internalisasi adalah pengaturan kedalam fikiran atau kepribadian, perbuatan nilai-nilai, patokan-patokan ide atau praktek-praktek dari orang-orang lain menjadi bagian dari diri sendiri

         Reaksi Stress

Walter Canon (dalam sarafino, 2006) memberikan deskripsi mengenai bagaiman reaksi tubuh terhadap suatu peristiwa yang mengancam. Ia menyebutkan reaksi tersebut sebagai fight-or-fight response karena respon fisiologis mempersiapkan individu untuk menghadapi atau menghindari situasi yang mengancam tersebut. Fight-or-fight response menyebabkan individu dapat berespon dengan cepat terhadap situasi yang mengancam. Akan tetapi bila arousal yang tinggi terus menerus muncul dapat membahayakan kesehatan individu.

         Teknik Penenang Pikiran
Meditasi
Meditasi atau disebut juga “duduk diam” adalah suatu aktivitas kontrol diri atas aspek jasmani dan rohani manusia dalam upayanya untuk mencapai tujuan tertentu. Dalam konteks umum, tujuan tersebut dapat berupa peningkatan kualitas dari salah satu aspek yang dikontrol atau bahkan keduanya.
Autogenik
Autogenik berarti sesuatu yang datang dari dalam Anda. Dalam teknik relaksasi ini, Anda menggunakan kedua bayangan visual dan kewaspadaan tubuh untuk mengurangi stres. Seperti para pendoa yang terus mengucap mantra, ucapkan kata-kata yang menenangkan atau kondisi yang Anda harapkan untuk mengendurkan otot tegang, dan membantu pikiran lebih tenang. Membayangkan tempat yang tenang juga akan membantu. Fokuskan diri untuk mengatur, menenangkan diri dengan pernapasan, mengurangi detak jantung, atau merasakan sensasi fisik yang berbeda, seperti mengendurkan otot lengan dan kaki secara bergantian.
Reaksi Stress  : Flight or Fight
          Walter Canon memberikan deskripsi mengenai bagaimana reaksi tubuh terhadap suatu peristiwa yang mengancam.ia menyebutkan reaksi tersebut sebagai fight-or-fight response karena rspon fisiologis mempersiapkan individu untuk menghadapi atau menghindari situasi yang mengancam tersebut. Fight-or-fight response menyebabkan individu dapat berespon dengan cepat tergadap situasi yang mengancam.akan tetapi bila orausal yang tinggi terus-menerus muncul dapat membahayakan kesehatan induvidu.
            Selye mempelajari akibat yang diperoleh bila stressor terus-menerus muncul.ia mengembangkan istilah General Adaptation Syndrome(GAS) yang terdiri atas rangkaian tahapan reaksi fisiologis terhadap stressor yaitu:
1.Fase reaksi yang mengejutkan (alram reaction)
            Pada fase ini individu secara fisiologis merasakan adanya ketidakberesan seperti jantungnya berdegup,keluar keringat dingin,muka pucat,leher tegang.nadi nergerak cepat,dsb.fase ini merupakan pertanda awal orang terkena stress.
2.Fase perlawanan (stage of resistence)
            Pada fase ini tubuh membuat mekanisme perlawanan pada stress,sebab pada tingkat tertentu,stress akan membahyakan.tubuh dapat mengalami disfungsi,bila stress dibiarkan berlarut-larut.selama masa perlawanan tersebut,tubuh harus cukup tersuplai oleh gizi yang seimbang,karena tubuh sedang melakukan kerja keras.
3.Fase Keletihan ( stage of Exhaustion)
            Fase disaat orang sudah tak mampu lagi melakukan perlawanan.akibat yang parah bila seseorang sampai pada fase ini adalah penyakit yang dapt menyerang bagian-bagian tubuh yang lemah.

     Nilai dan Kebutuhan
Sosialisasi
Pengertian sosialisasi secara umum dapat diartikan sebagai proses belajar individu untuk mengenal dan menghayati norma-norma serta nilai-nilai sosial sehingga terjadi pembentukan sikap untuk berperilaku sesuai dengan tuntutan atau perilaku masyarakatnya.
Proses pembelajaran berlangsung secara bertahap, perlahan tapi pasti dan berkesinambungan. Pada awalnya, proses itu berlangsung dalam lingkungan keluarga, kemudian berlanjut pada lingkungan sekitarnya, yaitu lingkungan tetangga, kampung, kota, hingga lingkungan negara dan dunia. Di samping itu, individu mengalami proses enkulturasi (pembudayaan), yaitu individu mempelajari dan menyesuaikan alam pikiran dan sikapnya dengan adat istiadat, sistem norma, dan peraturan yang berlaku dalam kebudayaan masyarakatnya.
            Adaptasi
Adaptasi adalah proses dimana dimensi fisiologis dan psikososial berubah dalam berespon terhadap stress. Karena banyak stressor tidak dapat dihindari, promosi kesehatan sering difokuskan pada adaptasi individu, keluarga / komunitas terhadap stress.
Internalisasi
Internalisasi adalah pengaturan kedalam fikiran atau kepribadian, perbuatan nilai-nilai, patokan-patokan ide atau praktek-praktek dari orang-orang lain menjadi bagian dari diri sendiri

         Reaksi Stress

Walter Canon (dalam sarafino, 2006) memberikan deskripsi mengenai bagaiman reaksi tubuh terhadap suatu peristiwa yang mengancam. Ia menyebutkan reaksi tersebut sebagai fight-or-fight response karena respon fisiologis mempersiapkan individu untuk menghadapi atau menghindari situasi yang mengancam tersebut. Fight-or-fight response menyebabkan individu dapat berespon dengan cepat terhadap situasi yang mengancam. Akan tetapi bila arousal yang tinggi terus menerus muncul dapat membahayakan kesehatan individu. 
         Teknik Penenang Pikiran
Meditasi
Meditasi atau disebut juga “duduk diam” adalah suatu aktivitas kontrol diri atas aspek jasmani dan rohani manusia dalam upayanya untuk mencapai tujuan tertentu. Dalam konteks umum, tujuan tersebut dapat berupa peningkatan kualitas dari salah satu aspek yang dikontrol atau bahkan keduanya.
           
Autogenik
Autogenik berarti sesuatu yang datang dari dalam Anda. Dalam teknik relaksasi ini, Anda menggunakan kedua bayangan visual dan kewaspadaan tubuh untuk mengurangi stres. Seperti para pendoa yang terus mengucap mantra, ucapkan kata-kata yang menenangkan atau kondisi yang Anda harapkan untuk mengendurkan otot tegang, dan membantu pikiran lebih tenang. Membayangkan tempat yang tenang juga akan membantu. Fokuskan diri untuk mengatur, menenangkan diri dengan pernapasan, mengurangi detak jantung, atau merasakan sensasi fisik yang berbeda, seperti mengendurkan otot lengan dan kaki secara bergantian.
Penyebab Stres atau Stressor
            Stressor adalah faktor-faktor dalam kehidupan manusia yang mengakibatkan  terjadinya respon stres. Stressor dapat berasal dari berbagai sumber, baik dari  kondisi fisik, psikologis, maupun sosial dan juga muncul pada situasi kerja,  dirumah, dalam kehidupan sosial, dan lingkungan luar lainnya. Istilah stressor diperkenalkan pertama kali oleh Selye (dalam Rice, 2002). Menurut Lazarus &  Folkman (1986) stressor dapat berwujud atau berbentuk fisik (seperti polusi  udara) dan dapat juga berkaitan dengan lingkungan sosial (seperti interaksi  sosial). Pikiran dan perasaan individu sendiri yang dianggap sebagai suatu  ancaman baik yang nyata maupun imajinasi dapat juga menjadi stressor
  





 Daftar Pustaka
Basuki,A.M Heru. 2008. Psikologi Umum. Gundarma. Jakarta
Kemala Nasution, Indri. 2007. Stres pada Remaja. Universitas Sumatera Utara. ( Makalah ).


Tidak ada komentar:

Posting Komentar