Psikologi
Humanistik
1.Abraham
Maslow
Abraham Maslow
dikenal sebagai pelopor aliran psikologi humanistik. Humanistik adalah aliran
dalam psikologi yang muncul tahun 1950-an sebagai reaksi terhadap behaviorisme
dan psikoanalisis. Aliran ini secara eksplisit memberikan perhatian pada
dimensi manusia dari psikologi dan konteks manusia dalam pengembangan teori
psikologis. Permasalah ini dirangkum dalam lima postulat Psikologi Humanistik
dari James Bugental (1964), sebagai berikut:
1.
Manusia tidak bisa direduksi menjadi komponen-komponen.
2.
Manusia memiliki konteks yang unik di dalam dirinya.
3.
Kesadaran manusia menyertakan kesadaran akan diri dalam konteks orang lain.
4.
Manusia mempunyai pilihan-pilihan dan tanggung jawab.
5.
Manusia bersifat intensional, mereka mencari makna, nilai, dan memiliki
kreativitas.
Maslow
percaya bahwa manusia tergerak untuk memahami dan menerima dirinya sebisa
mungkin. Teorinya yang sangat terkenal sampai dengan hari ini adalah teori
tentang Hierarchy of Needs (Hirarki Kebutuhan). Menurut Maslow, manusia
termotivasi untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan hidupnya. Kebutuhan-kebutuhan
tersebut memiliki tingkatan atau hirarki, mulai dari yang paling rendah
(bersifat dasar/fisiologis) sampai yang paling tinggi (aktualisasi diri).
Adapun hirarki kebutuhan tersebut adalah sebagai berikut :
1.
Kebutuhan fisiologis/ dasar
2.
Kebutuhan akan rasa aman dan tentram
3.
Kebutuhan untuk dicintai dan disayangi
4.
Kebutuhan untuk dihargai
5.
Kebutuhan untuk aktualisasi diri
2. Adler
Menurut
Adler, masalah dalam kehidupan selalu bersifat sosial. Fungsi yang sehat bukan
hanya mencintai dan bekerja, melainkan merasakan kebersamaan dengan orang lain
dan mempedulikan kesehjateraan mereka. Beberapa prinsip penting dalam teori
Adler adalah sebagai berikut:
1.
Setiap orang berjuang untuk mencapai superioritas atau kompetensi personal
2.
Setiap orang mengembangkan gaya hidup dan rencana hidup yang sebagian disadar
atau direncanakan dan sebagian tidak disadari.
a.
Gaya hidup seseorang mengindikasikan pendekatan yang konsisten pada banyak situasi.
b.
Rencana hidup dikembangkan berdasarkan pilihan seseorang dan mengarah pada
tujuan yang diperjuangkan seseorang untuk dicapai
3.
Kualitas kepribadian yang sehat adalah kapasitas untuk mencapai “fellow
feeling” atau Gemeinschaftgefuhli, yang fokus pada kesehjateraan orang lain.
Adler menyebunya minat sosial.
4.
Ego merupakan bagian dari jiwa yang kreatif. Menciptakan realitas baru melalui
proses menyusun tujuan dan membawanya pada suatu hasil, disebut dengan
fictional goals.
Inferioriy dan Superiority.Manusia
dimotivasi oleh adanya dorongan utama, yaitu mengatasi perasaan inferior dan
menjadi superior. Dengan demikian perilaku kita dijelaskan berdasarkan tujuan
dan ekspentasi akan masa depan. Inferioritas berarti merasa lemah dan tidak
memiliki keterampilan untuk menghadapi tugas atau keadaan yang harus
diselesaikan. Hal itu tidak berarti rendah diri terhadap orang lain dalam
pengertian yang umum, meskipun ada unsur membandingkan kemampuan diri dengan
kemampuan orang lain yang lebih matang dan berpengalaman. Sedangkan superiority
bukan berarti lebih baik dibandingkan dengan orang lain, melainkan secara
berkelanjutan mencoba untuk menjadi lebih baik, untuk menjadi semakin dekat
dengan tujuan ideal seseorang.
Beberapa
keadaan khusus seperti dimanja dan ditolak, mungkin dapat membuat seseorang
mengembangkan inferiority complex atau superiority complex. Dua kompleks
tersebut berhubungan erat. Superiority complex selalu menyembunyikan atau
bentuk kompensasi dari inferior. Sedangkan inferiority complex menyembunyikan
perasaan superior. Adler meyakini bahwa motif utama setiap orang adalah untuk
menjadi kuat, kompeten, berprestasi dan kreatif.
Social
interest merupakan bentuk kepedulian atas kesehjateraan orang lain yang
berkelanjutan sepanjang kehidupan untuk mengarahkan perilaku seseorang.
Meskipun minat sosial dilahirkan, tetapi menurut Adler terlalu lemah atau kecil
untuk dapat berkembang dengan sendirinya. Oleh karena itu menjadi tugas Ibu,
yang menjadi orang pertama dalam pengalaman seorang anak, untuk mengembangkan
potensi tersebut. Apabila ibu tidak dapat membantu anak untuk memperluas minat
sosialnya, maka anak akan cenderung tidak memiliki kesiapan ketika menghadapi
masalah dalam lingkungan sosialnya.
Minat
sosial memungkinkan seseorang untuk berjuang mencapai superior dengan cara yang
sehat dan kurangnya minat sosial tersebut dapat mengarahkan pada fungsi yang
maladaptif. Semua kegagalan seperti neurotik, psikotik, pemabuk, anak yang
bermasalah dan lainnya disebabkan kurangnya memiliki minat sosial mereka
mengatasi masalah pekerjaan, persahabatan dan seks tanpa memiliki keyakinan
bahwa hal tersebut dapat diselesaikan dengan cara kerja sama. Makna yang
diberikan pada kehidupan lebih bernilai pribadi. Tidak ada orang lain yang
mendapatkan keuntungan dengan tercapainya tujuan mereka. Tujuan keberhasilan
merupakan merasakan superioritas personal dan hanya berarti untuk diri mereka
sendiri. sebagai manusia yang sehat, maka pada waktu yang bersamaan ia akan
berjuang mencapai superior dengan membantu orang lain mencapai tujuan mereka.
Melalui
konsep gaya hidup, Adler menjelaskan keunikan manusia. Setiap manusia memiliki
tujuan, perasaan inferior, berjuang menjadi superior dan dapat mewarnai atau
tidak mewarnai usaha mencapai superioritasnya itu dengan minat sosial. Akan
tetapi, setiap manusia melakukannya dengan cara yang berbeda. Gaya hidup
merupakan cara unik dari setiap orang dalam mencapai tujuan khusus yang telah
ditentukan dalam lingkungan hidup tertentu, di tempat orang tersebut berada.
Gaya hidup berdasarkan atas makna yang seseorang berikan mengenai kehidupannya
atau interpretasi unik seseorang mengenai inferioritasnya, setiap orang akan
mengatur kehidupannya masing-masing unuk mencapai tujuan akhirnya dan mereka
berjuang untuk mencapai hal tersebut.Gaya hidup terbentuk pada usia 4-5 tahun
dan tidak hanya ditentukan oleh kemampuan intrinsik (hereditas) dan lingkungan
objektif, melainkan dibentuk oleh persepsi dan interpretasinya mengenai kedua
hal tersebut. Seorang anak tidak memandang suatu situasi sebagaimana adanya,
melainkan dipengaruhi oleh prasangka dan minatnya dirinya.
DAFTAR
PUSTAKA
Basuki ,Heru A.M. 2008.
Psikologi Umum. Jakarta: Universitas
Gunadarma.
Riyanti, Dwi B.P &
Prabowo Hendro. 1998. Psikologi Umum 2.
Jakarta: Universitas Gunadarma.
Walgito,Bimo. 2005. Pengantar Psikologi Umum. Yogyakarta:
C.V Andi Offset
Feist ,Jess &
Georgy J.Feist . 2012. Teori Kepribadian
(bagian 1). Jakarta : Salemba
Humanika.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar