Teori perkembangan Kepribadian
Erik
Erikson
Erikkson (1968) memperkenalkan tiga aspek ego yang saling berhubungan:
ego tubuh (Body ego),
ego ideal,ego identitas (Ego Identity).
Ego tubuh mengacu pada pengalaman-pengalaman tubuh kita. Ego ideal mewakili
gambaran yang kita miliki terhadap diri
kita sendiri. Ego identitas adalah gambaran yang kita miliki terhadap diri
sendiri dalam ragam peran sosial yang kita mainkan. Ego muncul dan sebagian besar dibentuk oleh kultur.
Prinsip Epigenetik adalah
ego tumbuh sebagaimana tubuh;
berkembang menurut tingkat yang telah ditetapkan, dengan perubahan tertentu
yang muncul pada waktu tertentu dan perkembangan yang baru dibangun di atas
struktur sebelumnya.
Teori perkembangan Erikson sangat
dipengaruhi oleh psikonalisa Freud. Beliau tidak dpengaruhi oleh libido namun
dipengaruhi oleh sosial budaya di lingkungan invidu. Bagi erikson kriss bukan
merupakan malapetaka tetapi suatu titik tolak perkembangan psikosossial
eriksson dibagi menjadi delapan tahap yaitu :
1. Masa Bayi
- Gaya sensori-oral (Oral-Sensory Mode)
- 2 gaya pembentukkan yaitu memperoleh dan menerima apa yang diberikan
- Kepercayaan dasar vs ketidakpercayaan dasar (Basic
Trust versus Basic Mistrust) yaitu kebutuhan akan rasa aman dan ketidakperdayaan menyebabkan konflik
yang dialami oleh anak.
- Kekuatan dasar masa bayià harapan (hope)
2. Masa Kanak-Kanak Awal
- Gaya otot-uretral-anal (Anal-Urethral-Muscular Mode)
- Otonomi vs rasa malu dan ragu (Autonomy versus
Shame and Doubt) yaitu organ-organ tubuh masa usia ini
sudah mulai masak dan terkordinasi.
- Kekuatan dasar masa kanak-kanak awalà keinginan (will)
3. Usia Bermain
- Gaya lokomotor-genital (Genital-Locomotor Mode)
- Inisiatif vs rasa bersalah (Initiative versus Guilt)
yaitu anak akan lebih inisiatif jika tidak ada ragu-ragu dalam tahap sebelumnya
- Kekuatan dasar usia bermainà tujuan (purpose)
4. Usia Sekolah
- Latensi
- Industri vs inferioritas (Industry versus
Inferiority) yaitu perasaan sebagai seseorang yang
mampu dvs perasaan rendah diri
- Kekuatan dasar usia sekolahà
kompetensi (Competence)
5. Masa Remaja
- Pubertas
- Identitas vs kebingungan identitas (Identity versus
Identity Confusion) perasaan menemukan diri sendiri vs kekaburan
peran
- Kekuatan dasar masa remajaàkesetiaan (Fidelity)
6. Masa Dewasa Muda
- Genitalitas
- Keintiman vs isolasi (Intimacy versus Isolation)
yaitu berhubungan secara akbrab dengan orang lain vs perasaan terkuat
- Kekuatan dasar masa dewasa mudaà cinta (Love)
7. Masa dewasa
- Prokreativitas
- Generativitas vs stagnasi (Generativity versus
Stagnation)
- Kekuatan dasar masa dewasaà rasa peduli (Care)
8. Usia
Lanjut
- Sensualitas tergeneralisasi
- Integritas vs keputusasaan (Integrity versus
Despair)
- Kekuatan dasar usia lanjutà
kebijaksanaan (Wisdom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar